Perihal Budaya – Sebuah konsep pasar tradisional dengan sentuhan budaya lokal resmi dibuka di Desa Saroka, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep. Kegiatan bertajuk Pasar Pornama di Pasar Kebbun ini digelar perdana pada malam purnama, menghadirkan suasana tempo dulu yang kental dengan nuansa khas Madura.
Pasar Kebbun dirancang dengan konsep klasik. Setiap lapak dibangun menggunakan bahan alami seperti bambu dan daun kelapa, dilengkapi penerangan temaram serta lantunan musik tradisional. Suasana tersebut menghadirkan pengalaman berbelanja yang berbeda, seolah membawa pengunjung kembali ke suasana pedesaan di masa lampau.
Menurut Fajar Siddiq, penggagas sekaligus pemilik Pasar Kebbun, kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan tradisi lokal sekaligus menggerakkan perekonomian masyarakat sekitar.
“Kami ingin menghidupkan kembali cita rasa kuliner Madura yang mulai jarang ditemui, sambil menghadirkan ruang interaksi budaya bagi generasi muda,” ujarnya.
Beragam makanan khas Madura disajikan di lokasi, mulai dari gettas, onde-onde, kocor, rap-orap, lanon, katemel, hingga geddeng kolop. Semua diolah dengan cara tradisional tanpa sentuhan alat modern.
Keunikan lain dari Pasar Pornama adalah sistem transaksinya. Pengunjung diwajibkan menggunakan koin khusus yang dapat ditukar di loket utama sebelum berbelanja di area pasar.
Selain menikmati kuliner, pengunjung juga dapat mencoba menyusuri area sekitar menggunakan perahu kecil, menikmati pemandangan alami di bawah cahaya bulan purnama.
Pasar Pornama di Pasar Kebbun dijadwalkan akan hadir setiap malam bulan purnama, mulai pukul 16.00 hingga 22.00 WIB, dengan tambahan hiburan berupa penampilan seni dan budaya lokal.
Melalui konsep yang menggabungkan unsur kuliner, budaya, dan nostalgia, Pasar Kebbun diharapkan menjadi ikon wisata malam baru di Kabupaten Sumenep, sekaligus wadah pelestarian identitas budaya Madura.