Menu

Mode Gelap
Pengurus PMII Komisariat Uniba Madura Resmi Dilantik, Rektor: Uniba Besar karena PMII Koordinator Rembuk Pemuda Madura Dukung Pemanfaatan Rest Area Suramadu untuk Kampus UTM Ketua Kwarda Jatim Resmi Sandang Gelar Magister UNAIR, GEN Jatim: Kak Arum Sabil Inspirasi Generasi Muda Hari Tani Nasional: Momentum Menghargai Petani, Menguatkan Ekonomi Kerakyatan PAC GP Ansor Manding Gelar Maulid Nabi, Doa Bersama untuk Keselamatan dan Keberkahan Sumenep BEM Uniba Madura Jalin Sinergi dengan Dinas Ketahanan Pangan & Pertanian, Bahas Kesejahteraan Petani

Daerah

Madura Menuju Provinsi: Gagasan Besar, Tantangan Serius, Persiapan Harus Matang

badge-check


					Madura Menuju Provinsi: Gagasan Besar, Tantangan Serius, Persiapan Harus Matang Perbesar

PerihalDaerah Wacana pemekaran Madura menjadi provinsi kembali mengemuka. Ide ini bukan barang baru, tetapi terus hidup dalam diskusi publik, baik di kalangan elite politik maupun masyarakat akar rumput. Banyak pihak menilai, status provinsi akan membuka peluang percepatan pembangunan. Namun, di sisi lain, kesiapan daerah masih jadi tanda tanya besar.

Menjadikan Madura sebagai provinsi adalah mimpi besar yang positif. Tapi belum menjadi kebutuhan mendesak saat ini,” ujar Anis Anwari, Koordinator Rembuk Pemuda Madura.

Sebagai anak muda yang tumbuh merasakan denyut Madura, Anis memahami kuatnya semangat masyarakat untuk mandiri. Selama ini, Madura kerap dipandang terpinggirkan dibanding kawasan lain di Jawa Timur. Tak heran, banyak yang memandang status provinsi sebagai jalan menuju kemandirian politik dan ekonomi.

Namun, katanya, realitas di lapangan masih jauh dari kata siap. Infrastruktur dasar seperti jalan, air bersih, hingga transportasi publik belum merata. Kualitas pendidikan dan keterampilan kerja juga masih tertinggal. Dari sisi pemerintahan, pelayanan publik pun dinilai belum optimal dan berintegritas.

Kalau bicara regulasi, jalannya juga belum terbuka. Pemerintah pusat masih memberlakukan moratorium pemekaran wilayah. Ditambah lagi, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 mensyaratkan minimal lima kabupaten atau kota, sedangkan Madura baru memiliki empat,” jelasnya.

Meski demikian, Anis menegaskan gagasan ini tidak boleh padam. Justru harus dijadikan cita-cita bersama sebagai arah perjuangan jangka panjang, bukan sekadar komoditas politik sesaat.

Yang terpenting sekarang adalah kerja nyata. Empat kabupaten di Madura harus mulai berbenah. Perbaiki infrastruktur, benahi pendidikan, tingkatkan layanan kesehatan, perkuat ekonomi lokal, dan ciptakan pemerintahan yang transparan,” tandasnya.

Anis juga mengingatkan, perubahan tidak bisa hanya dibebankan ke pemerintah. Masyarakat, pemuda, tokoh agama, akademisi, dan pelaku usaha harus saling bahu-membahu membangun ekosistem yang solid.

Percuma bicara provinsi kalau SDM masih lemah, pemerintahan belum rapi, dan masyarakatnya belum kompak. Kita harus membenahi rumah kita sendiri lebih dulu,” pesannya.

Ia optimistis, jika semua bergerak bersama, Madura bukan hanya layak berstatus provinsi, tetapi juga bisa menjadi contoh daerah yang maju berkat gotong royong, bukan semata keputusan politik.

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Koordinator Rembuk Pemuda Madura Dukung Pemanfaatan Rest Area Suramadu untuk Kampus UTM

29 September 2025 - 17:50 WIB

PAC GP Ansor Manding Gelar Maulid Nabi, Doa Bersama untuk Keselamatan dan Keberkahan Sumenep

25 September 2025 - 01:58 WIB

BEM Uniba Madura Jalin Sinergi dengan Dinas Ketahanan Pangan & Pertanian, Bahas Kesejahteraan Petani

10 September 2025 - 14:01 WIB

Iip Suriyanto Tegaskan Mahasiswa Baru Kepulauan Kangean Siap Berdaya Saing di UNIBA Madura

19 Agustus 2025 - 16:57 WIB

Pramuka Kwarcab Sumenep Turun ke Pantai, Ribuan Peserta Ramaikan Aksi Lingkungan

10 Agustus 2025 - 03:30 WIB

Trending di Daerah