Menu

Mode Gelap
Creative Spark 2025, PAC IPNU-IPPNU Gapura Hadirkan Ruang Tumbuh Kreatif bagi Pelajar NU GREEN LEGACY 2025: Jejak Hijau Mahasiswa UNIBA Madura untuk Masa Depan Indonesia Nature Hunter: Mahasiswa PGSD STKIP PGRI Sumenep Ajak Siswa Cinta Lingkungan Lewat Kegiatan Edukatif Mahasiswa UNIBA Madura Sambangi PT Garam Sampang: Belajar Langsung di Jantung Industri Garam Nasional Kemewahan di Meja Rapat Pejabat: Di Mana Letak Hati Nurani Negara? Pulau Gag Tiba-Tiba Blur di Google Maps, Isu Tambang Nikel di Raja Ampat Makin Disorot

Daerah

FORMAKA Gaungkan Suara Kepulauan: Bahas Langsung Krisis Pembangunan Bersama DPRD Sumenep

badge-check


					FORMAKA Gaungkan Suara Kepulauan: Bahas Langsung Krisis Pembangunan Bersama DPRD Sumenep Perbesar

PerihalDaerahForum Mahasiswa Kangayan (FORMAKA) menegaskan komitmennya sebagai jembatan aspirasi masyarakat kepulauan dengan menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Fasilitas Krisis, Rakyat Kepulauan Menangis: Pemerintah Kemana?” Diskusi ini menjadi bagian dari rangkaian pelantikan pengurus baru FORMAKA periode 2025–2026, sekaligus menjadi langkah konkret untuk menyuarakan ketimpangan pembangunan di wilayah kepulauan Sumenep.

Mengundang langsung tujuh anggota DPRD Sumenep dari Daerah Pemilihan (Dapil) VIII, FORMAKA berhasil menghadirkan dua legislator yang siap berdialog langsung: Syamsul Bahri dari Komisi IV serta Wahyudi, Wakil Ketua Komisi III. Kehadiran keduanya menjadi titik terang awal dalam membangun sinergi memperjuangkan hak-hak masyarakat kepulauan yang selama ini terpinggirkan.

Berbagai isu krusial mencuat dalam forum ini, mulai dari kerusakan infrastruktur jalan, keterbatasan layanan pendidikan dan kesehatan, hingga minimnya akses jaringan dan transportasi. Salah satu sorotan paling tajam ialah penarikan kembali Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp20 miliar yang sebelumnya dialokasikan untuk pembangunan jalan poros Pabian–Kangayan. Kini, hanya tersisa Rp4 miliar dari APBD, angka yang jelas tidak mencukupi untuk menjawab kebutuhan masyarakat.

Tak kalah penting, isu pendidikan mendapat perhatian khusus. FORMAKA menyoroti minimnya fasilitas sekolah dan rendahnya kedisiplinan tenaga pendidik di wilayah kepulauan. Forum ini mendesak agar sistem penempatan guru lebih selektif, adil, dan berpihak pada daerah yang benar-benar membutuhkan.

“FGD ini bukan sekadar diskusi, tapi panggilan untuk aksi. Kami ingin pemerintah hadir secara nyata, bukan hanya dalam bentuk janji,” tegas perwakilan FORMAKA.

Bagi FORMAKA, kepulauan bukan sekadar titik koordinat di peta administratif. Ia adalah ruang hidup, tempat harapan dan cita-cita warga tumbuh. Melalui forum ini, FORMAKA mengajak semua pihak—khususnya para pemangku kebijakan—untuk menjadikan keadilan pembangunan sebagai prioritas, bukan sekadar wacana.

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

GREEN LEGACY 2025: Jejak Hijau Mahasiswa UNIBA Madura untuk Masa Depan Indonesia

14 Juni 2025 - 04:41 WIB

Pengacara Kecam Lambannya Penanganan Kasus Perusakan Lahan di Desa Errabu

10 Juni 2025 - 12:35 WIB

Desak Keadilan Kasus BSPS, Front Pemuda Madura Minta Kejati Jatim Segera Tetapkan Tersangka

4 Juni 2025 - 12:07 WIB

Pelantikan FMUB Batang-Batang dan Seminar Kepemudaan “GenLead”: Dorong Pemuda Cerdas, Berdampak, dan Kompetitif

2 Juni 2025 - 11:14 WIB

HIMKU UNIBA Soroti Fenomena Hedonisme Mahasiswa: Antara Gaya Hidup Konsumtif dan Tekanan Sosial

29 Mei 2025 - 16:28 WIB

Trending di Pemuda